Langsung ke konten utama

KH. Nuruddin Musyiri Pengasuh Ponpes Nurul Qodim Wafat Kemarin Selasa 30 Desember 2014



KH. Nuruddin Musyiri  
Pengasuh Ponpes Nurul Qodim
wafat selasa, 30 Desember 2014

Pondok Pesantren Nurul Qadim adalah peninggalan yang paling monumental dari KH. Hasyim atau yang lebih populer dikalangan masyarakat dengan sebutan Kyai Mino, yang pada awalnya hanya sebatas langgar angkring yang sangat sederhana, sebagaimana yang dikatakan oleh KH Nuruddin Musyiri bahwa pada tahun 1947 dibuatlah asrama yang sederhana dan terus dikembangkan hingga wujud Pondok Pesantren. Seperti saat sekarang ini. Dan saat ini pondok Pesantren Nurul Qadim diasuh oleh KH. Nuruddin Musyiri  dan KH. Hasan Abdul Jalal setelah beliau menyelesaikankan pendidikanya di Pondok Pesantren Zainul Hasan (Genggong) Lirboyo, Sarang dan Krapyak. Beliau berdua  saling bahu-membahu dalam mempertahankan dan mengembangkan Pondok Pesantren Nurul Qadim 

Pada tahuin 1963 KH. Nuruddin Musyiri diambil menantu kyai Hasyim Mino dan pada Tanggal 6 September 1963 pendidikan  yang sudah lama pasif/la yahya wala yamuutu kini mulai aktif kembali. Madrasah Ibitidaiyah Nurul Hasan (nama pertama) tahun demi tahun siswanya terus bertambah  sehingga lahirlah Madrasah Diniyah putri untuk memisahkan tempat belajar Putra dan Putri. Sedangkan asrama Pondok yang sudah lama tidak berfungsi  pada tahun itu dipadati oleh para santri, sedikit demi sedikit santri mulai berdatangan dari desa sekitar, sebagian dari Pulau Madura dan mayoritas dari pelosok tanah Jawa. Pada waktu itu Pondok pesantren Nurul Qadim masih bernama Pondok Pesantren Darus Salam, kemudian pada tahun 1975  Pondok Pesantren Darus Salam diganti dengan nama "Nurul Qadim"  berdasarkan istikhoroh. Pondok Pesantren Nurul Qadim bertambah pesat perkembangannya sejak KH. Hasan Abdul Jalal juga ikut serta dalam mengembangkan Pondok Pesantren. Dan al-hamdulillah Saat ini tahun 2012 santri Pondok Pesantren Nurul Qadim berjumlah +1426 santri putra putri yang semuanya bermukim di dalam komplek Pesantren.

sumber:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wan Ali, Sang Godfather Tanah Betawi

Wan Ali dan Habib Ali Bungur Ada satu nama di wilayah Kebon Nanas Jakarta Timur yang sangat disegani pada era tahun 1950-an. Wan Ali namanya. Orangnya gagah, tubuh tinggi besar, berdada bidang, berkulit putih bersih dengan wajahnya yang rupawan. Ia lebih memilih kuda berwarna putih sebagai tunggangannya sehari-hari. Kalau sedang menunggang kuda salah-salah orang bisa mengira ia adalah orang Belanda yang tengah patroli keliling kampung.  Pemerintah RI tidak mengenalnya sebagai pahlawan, namun semua jawara Betawi yang hidup sejaman dengan Wan Ali tahu kalau Wan Ali secara terang-terangan telah seringkali melakukan serangkaian perlawanan kepada pemerintah Belanda dan Jepang, sama seperti yang dilakukan para pahlawan lain.  Bedanya, pemerintah Belanda dan Jepang tidak terlalu berani ambil resiko berhadapan dengan orang satu ini. Dan satu lagi, Wan Ali secara prinsip berseberangan dengan para jawara beraliran hitam. Dunia Betawi saat itu mengenal Wan Ali sebagai prib...

Manaqib Al Imam Asy-Syadzili Karya Mbah Dalhar Watucongol

Berisi 46 halaman ,sebuah manaqib ringkas Quthbil Aqthob Syekh Abul Hasan Ali Asy-Syadzili qoddasallahu sirrohu  karya Mbah Dalhar bin Abdurohman Watucongol Magelang ditulis ulang oleh KH. Zimam Hanif  dengan sanad dari Mbah Muhaiminan Gunardo Parakan Temanggung dan diterbitkan oleh Jam'iyyah Solawat Ala Sayidis Sadat Rotib dan Manakib "Asy Syarifiyyah" Krapyak Lor III A No.1 Kota Pekalongan. Mbah Dalhar Quthbil Aqthob Syekh Abul Hasan Ali Asy-Syadzili  qoddasallahu sirrohu dilahirkan di Syadzilah, Ghumaroh, Afrika Utara - saat ini masuk ke dalam teritorial negara Maroko- tahun 593 H / 1196 M. Di usia 6 tahun pergi ke Tunis, hatinya terenyuh melihat wabah kelaparan di sana, dia memohon agar bisa menolong orang-orang yang kelaparan, atas ijin Allah dia mendapatkan uang secara 'tajrid' dari Allah dan ia gunakan untuk membeli roti untuk penduduk yang kelaparan. Makam Imam Asy-Syadzili di Mesir Saat itu bertepatan hari jum'at, kumandang azan menuntun Imam Asy-Sya...

PERBEDAAN NOTEBOOK, NETBOOK & LAPTOP (TAMBAHAN ISTILAH: PALMTOP DAN ULTRABOOKS)

sejarah laptop dari MCM/70 sampe Apple ibook G3 dual USB LAPTOP Kadang digunakan untuk notebook atau netbook, intinya lu boleh bilang dua2nya laptop meski gw kurang sepakat ma penyamaan istilah ini LAP = di pangku TOP = di atas Sebenarnya istilah Laptop /atau gw lbih seneng nyebut komputer jinjing/ merupakan istilah zaman 1970 ampe 1990-an untuk kmputer yg bisa lu tenteng kmana2. Contoh : MCM/70, Zenith Minisport dll, lu liat sndiri gmbar di atas Menggunakan Prosessor (Intel) Pentium Dual-Core atau Core Series. Klo AMD menggunakan Turion 64X2.  Lebar layar 13" ampe 17" inci NOTEBOOK Sering juga disebut Laptop, karena dua2nya /laptop & notebook/ sebenernya 2 nama dengan satu maksud yaitu komputer jinjing atau komputer yg bisa dbawa kmana2. Ada juga sih yg nyamain kedua kata ini yaitu notebook dan netbook dngn laptop, jd lu boleh nyebut notebook dan netbook dengan sebutan laptop meski gw sbenernya kurang spakat ma penyamaan ini alesannya spesifikasi komputer jinjing hrus di...