Langsung ke konten utama

Adab Penempuh Thariqat Sufi (Bag. 3)


Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzily Qs, mengatakan, 
”Kekasihku memberikan wasiat kepadaku, beliau berkata, “Janganlah engkau langkahkan kakimu kecuali engkau berharap pahala Allah Swt, dan janganlah duduk atau bermajlis kecuali engkau aman dari maksiat kepada Allah Swt, dan jangan pula bergaul kecuali dengan orang yang anda meminta pertolongan agar bisa taat kepada Allah. Janganlah memilih orang untuk dirimu kecuali orang yang membuat anda bertambah yaqin kepada Allah Swt, dan mereka ini jumlahnya sedikit. (Atau maksudnya seperti itu)"

Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzily Qs, juga berkata,
“Siapa yang menunjukkan dunia padamu, berarti telah menipumu. Siapa yang menunjukkan amal padamu berarti telah memberi kepayahan padamu, dan siapa yang menunjukkanmu pada Allah Swt, benar-benar menasehatimu”

Beliau juga berkata, 
“Jadikanlah ketaqwaan itu sebagai tempat tinggalmu, lalu kegembiraan diri tidak membuatmu sedih, sepanjang engkau tidak rela dengan aib jiwa, atau berkubang dosa, atau anda ketakutanmu pada Allah Swt runtuh dalam hatimu” Kukatakan, “Tiga hal inilah akar dari segala penyakit, bencana dan bahaya”

Aku melihat para Sufi zaman ini terpedaya oleh lima
cobaan:
  1. Mendahulukan kebodohan dibanding ilmu pengetahuan
  2. Terpedaya dalam setiap teriakan
  3. Meraih kehinaan dalam setiap perkara
  4. Merasa mulia dengan thariqahnya
  5. Berusaha untuk segera dibuka (ruhaninya) namun tanpa memenuhi syaratnya.
Kemudian mereka ini diuji dengan lima hal pula:
  1. Mendahulukan bid’ah dibanding sunnah (Nabi Saw)
  2. Mengikuti kaum batil dibanding ahli kebenaran
  3. Mengikuti hawa nafsu dalam beramal ibadah dalam berbagai perkara atau perkara utama.
  4. Mencari nilai tak berguna dibanding hakikat kebenaran
  5. Munculnya klaim-klaim (pengakuan-pengakuan diri) tanpa sikap yang benar.
Maka muncullah lima perkara:
  1. Was-was dalam beribadah
  2. Berkutat dalam belitan kebiasaan (negatif)
  3. Mendengar lagu atau syair dan berkumpul-kumpul sepanjang waktu
  4. Mencari perhatian jika ada peluang
  5. Bergaul dengan generasi duniawi, wanita-wanita dan anak-anak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wan Ali, Sang Godfather Tanah Betawi

Wan Ali dan Habib Ali Bungur Ada satu nama di wilayah Kebon Nanas Jakarta Timur yang sangat disegani pada era tahun 1950-an. Wan Ali namanya. Orangnya gagah, tubuh tinggi besar, berdada bidang, berkulit putih bersih dengan wajahnya yang rupawan. Ia lebih memilih kuda berwarna putih sebagai tunggangannya sehari-hari. Kalau sedang menunggang kuda salah-salah orang bisa mengira ia adalah orang Belanda yang tengah patroli keliling kampung.  Pemerintah RI tidak mengenalnya sebagai pahlawan, namun semua jawara Betawi yang hidup sejaman dengan Wan Ali tahu kalau Wan Ali secara terang-terangan telah seringkali melakukan serangkaian perlawanan kepada pemerintah Belanda dan Jepang, sama seperti yang dilakukan para pahlawan lain.  Bedanya, pemerintah Belanda dan Jepang tidak terlalu berani ambil resiko berhadapan dengan orang satu ini. Dan satu lagi, Wan Ali secara prinsip berseberangan dengan para jawara beraliran hitam. Dunia Betawi saat itu mengenal Wan Ali sebagai prib...

Manaqib Al Imam Asy-Syadzili Karya Mbah Dalhar Watucongol

Berisi 46 halaman ,sebuah manaqib ringkas Quthbil Aqthob Syekh Abul Hasan Ali Asy-Syadzili qoddasallahu sirrohu  karya Mbah Dalhar bin Abdurohman Watucongol Magelang ditulis ulang oleh KH. Zimam Hanif  dengan sanad dari Mbah Muhaiminan Gunardo Parakan Temanggung dan diterbitkan oleh Jam'iyyah Solawat Ala Sayidis Sadat Rotib dan Manakib "Asy Syarifiyyah" Krapyak Lor III A No.1 Kota Pekalongan. Mbah Dalhar Quthbil Aqthob Syekh Abul Hasan Ali Asy-Syadzili  qoddasallahu sirrohu dilahirkan di Syadzilah, Ghumaroh, Afrika Utara - saat ini masuk ke dalam teritorial negara Maroko- tahun 593 H / 1196 M. Di usia 6 tahun pergi ke Tunis, hatinya terenyuh melihat wabah kelaparan di sana, dia memohon agar bisa menolong orang-orang yang kelaparan, atas ijin Allah dia mendapatkan uang secara 'tajrid' dari Allah dan ia gunakan untuk membeli roti untuk penduduk yang kelaparan. Makam Imam Asy-Syadzili di Mesir Saat itu bertepatan hari jum'at, kumandang azan menuntun Imam Asy-Sya...

Jawaban Atas Pertanyaan Khariz El-Mall - Part 1 -

Koreksi akibat gaya tarik bulan tidak ada di kitab hakiki bi tahkik semisal Nurul Anwar dan Khulasoh,. tapi ini menarik untuk di kaji. sebab sebetulnya setiap variabel apapun pasti memberikan pengaruh, gaya tarik bulan menyebabkan terjadinya pasang surut permukaan air laut /selanjutnya ditulis Pasut/. Pasut adalah poin penting dalam penentuan Mean Sea Level .. permukaan air rata2 akan berdampak pada ketinggian/elevasi suatu tempat. seperti kita ketahui elevasi suatu tempat pengamatan dari permukaan laut adalah salah satu poin penting dalam rumusan penentuan arah kiblat/waktu solat atau pengamatan benda langit. mestinya ada data update ketinggian suatu tempat dari permukaan dari masa ke masa. Variasi, apakah yg dimaksud variasi magnetik, kalo yah. variasi megnetik di kitab Hakiki bi Tahkik tak ada. variasi magnetik biasanya disediakan oleh badan resmi milik pemerintah atau peneliti yg mengamati beda magnetik bumi selama kurun waktu tertentu, kalo tuk ngitung arah kiblat wajib tapi kalo ...