Pertama nafsu amarah (akan selalu menyeru berbuat jahat, Surat Yusuf ayat 53) adalah tingkatan nafsu manusia yang terendah: sifat dan watah manusia pada tingkat ini sangat buruk. Ciri-ciri (QS 10:53): orangnya gampang tersinggung, selalu marah-marah, merasa benar sendiri atau tidak mau kalah, dendam, ringan tangan, nafsu seksual tidak terkendali, tidak ada pengendali dalam diri (norma/etika).
Kedua, nafs lawwamah (pencela/Surat Al Qiyamah ayat 2), yang setingkat lebih baik daripada nafs amarah, tapi, diri belum stabil, karena terkadang ia/dia kembali jatuh ke tingkat nafsu amarah. Ciri-ciri (QS 75:2): tidak stabil, setelah menjadi baik, bahkan mengajak orang untuk baik, setelah ada ujian/godaan sedikit saja masih kembali ke asal (maksiat)/tidak sabar.
Ketiga, nafsu mulhimah, adalah telah cukup mengetahui tentang kebenaran (al-haq) dan kesalahan (al-bathil), tapi, belum mampu untuk melaksanakan dengan/secara baik karena kelemahannya. Ciri-cirinya (QS 91:8): telah mengetahui kebathilan dan atau kemaksiatan tapi tetap melakukannya dengan kesadaran, telah mengetahui kebenaran tapi, tidak ada kemauan melaksanakannya.
Keempat, nafsu muthmainah (tenang, Surat al-Fajr ayat 27-28), pada tingkatan ini orang telah dijanjikan Allah SWT masuk ke dalam surga-Nya. Ciri-cirinya (QS 89:27-30): Jiwa tenang, kembali kepada Rabbnya dengan hati puas, kepribadian mantap mengerjakan perintah Allah, meninggalkan larangan, tak mudah terpengaruh/istiqamah.
Kelima, nafs radhiah, pada tingkatan ini manusia setingkat di atas nafs muthmainah,ditambah rasa ikhlas/penyerahan diri total pada Allah, kesusahan/musibah/tantangan menjadi nikmat baginya. Ciri-ciri (QS 2:45; dan QS 3:146): penuh ketakwaan, menerima segala ujian/musibah/tantangan dgn keikhlasan dan penuh kesabaran (tidak lemah, tidak lesu dan tidak menyerah).
Keenam, nafsu mardhiah, pada tingkatan ini manusia berada setingkat lagi di atas nafsu radhiah. Baginya, sesuatu yang sunnah dilaksanakannya seakan ibadat itu juga yang (nyaris sama dengan) diwajibkan dan memperlakukan hal-hal yang subhat sebagai haram. Ciri-cirinya (QS 3:104; dan QS 19:97): Semua yang dimiliki pada tingkatan nafsu radhiah ditambah mempunyai daya melaksanakan/menegakkan amal ma’ruf nahi dan mungkar secara sejati, menjadi pemberi peringatan dan atau berita gembira.
Ketujuh, nafsu kamilah. Manusia pada tingkatan nafsu yang sempurna, ini hanya dimiliki oleh setingkat para Nabi dan para Rasul: nafs yang sudah berada pada tingkat penyerahan diri secara totalitas dengan pengabdian pada Allah. Ciri-ciri (QS 3:110; QS 33:21): memiliki sifat utama para Nabi/Rasul: siddiq (jujur/benar), amanah(dipercaya), fathonah (cerdas), dan tabligh (menyampaikan).
Komentar
Posting Komentar