Langsung ke konten utama

KUTIPAN WAWANCARA DENGAN KH. A. SYAFI'I ABDUL HAMID, KETUA LAJNAH FALAKIYAH AL HUSINIYAH CAKUNG

Menanggapi permintaan kawan kami Zaenuri dari Donggala, Sulawesi Tengah, mengenai Lajnah Falakiyah Al Husiniyah Cakung, kami sajikan kutipan yang kiranya bisa sedikit membuka pemahaman mengenai rukyatul hilal di Cakung, Selamat menikmati (sekedar catatan, data sekaligus gambar dibuat medio 2010-an, mungkin akan ada banyak perubahan mengenai kondisi Cakung saat ini)


  1. Sejak kapan pelaksanaan rukyat di Cakung diadakan?
Pelaksanaan rukyat di Cakung dimulai sejak tahun 1936 yang dipimpin oleh Alm. K.H. Muhammad Muhajirin Amsar dan sejak tahun 1947 diteruskan oleh murid-murid beliau yaitu Alm. K.H. Abdul Hamid, Alm. K.H. Abdul Halim N.H., Alm. K.H. Abdullah azhari, Alm. K.H. Abdus Salam N.H. dan lainnya.

  1. Kapankah Lajnah Falakiyah Al Husiniyah didirikan?
Lajnah Falakiyah Al-Husiniyah, Cakung Barat, Jakarta Timur didirikan oleh K.H. Abdul Hamid, bersama sepupunya K.H. Muhajirin (pendiri Pondok Pesantren An Nida, Bekasi), bersama ulama-ulama lain, seperti K.H. Dzinnun, K.H. Abdullah Azhari, K.H. Abdul Salam, serta K.H. Abdul Halim sekitar lima puluh tahun yang lalu atau akhir tahun 50-an. Sebagian ulama tersebut menguasai ilmu falak (ilmu astronomi).

  1. Apa jabatan pak kiyai di Lajnah Falakiyah Al Husiniyah?
Saya menjadi ketua di Lajnah Falakiyah Al-Husiniyah menggantikan kakak saya yang sudah meninggal KH. Ahmad Taufiq Abdul Hamid

  1. Siapa saja pendiri Lajnah Falakiyah Al Husiniyah?
KH. Abdul Hamid, KH. Dzinnun, KH. Abdullah Azhari, KH. Abdul Salam, KH. Abdul Halim, Alm. KH. Abdul Hamid, Alm. KH. Abdullah azhari, Alm. KH. Abdus Salam N.H. Alm. KH. Abdussalam Husain, Alm. KH. Abdurrahim Husain, Alm. KH. Ahmad Taufiq Abdul Hamid, Alm. KH. Kholil Abdurrahim, Alm. KH. Husain bin H. Naian dan Alm. KH. Ahmad Syafi'I bin Jirin                             

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wan Ali, Sang Godfather Tanah Betawi

Wan Ali dan Habib Ali Bungur Ada satu nama di wilayah Kebon Nanas Jakarta Timur yang sangat disegani pada era tahun 1950-an. Wan Ali namanya. Orangnya gagah, tubuh tinggi besar, berdada bidang, berkulit putih bersih dengan wajahnya yang rupawan. Ia lebih memilih kuda berwarna putih sebagai tunggangannya sehari-hari. Kalau sedang menunggang kuda salah-salah orang bisa mengira ia adalah orang Belanda yang tengah patroli keliling kampung.  Pemerintah RI tidak mengenalnya sebagai pahlawan, namun semua jawara Betawi yang hidup sejaman dengan Wan Ali tahu kalau Wan Ali secara terang-terangan telah seringkali melakukan serangkaian perlawanan kepada pemerintah Belanda dan Jepang, sama seperti yang dilakukan para pahlawan lain.  Bedanya, pemerintah Belanda dan Jepang tidak terlalu berani ambil resiko berhadapan dengan orang satu ini. Dan satu lagi, Wan Ali secara prinsip berseberangan dengan para jawara beraliran hitam. Dunia Betawi saat itu mengenal Wan Ali sebagai prib...

Manaqib Al Imam Asy-Syadzili Karya Mbah Dalhar Watucongol

Berisi 46 halaman ,sebuah manaqib ringkas Quthbil Aqthob Syekh Abul Hasan Ali Asy-Syadzili qoddasallahu sirrohu  karya Mbah Dalhar bin Abdurohman Watucongol Magelang ditulis ulang oleh KH. Zimam Hanif  dengan sanad dari Mbah Muhaiminan Gunardo Parakan Temanggung dan diterbitkan oleh Jam'iyyah Solawat Ala Sayidis Sadat Rotib dan Manakib "Asy Syarifiyyah" Krapyak Lor III A No.1 Kota Pekalongan. Mbah Dalhar Quthbil Aqthob Syekh Abul Hasan Ali Asy-Syadzili  qoddasallahu sirrohu dilahirkan di Syadzilah, Ghumaroh, Afrika Utara - saat ini masuk ke dalam teritorial negara Maroko- tahun 593 H / 1196 M. Di usia 6 tahun pergi ke Tunis, hatinya terenyuh melihat wabah kelaparan di sana, dia memohon agar bisa menolong orang-orang yang kelaparan, atas ijin Allah dia mendapatkan uang secara 'tajrid' dari Allah dan ia gunakan untuk membeli roti untuk penduduk yang kelaparan. Makam Imam Asy-Syadzili di Mesir Saat itu bertepatan hari jum'at, kumandang azan menuntun Imam Asy-Sya...

Jawaban Atas Pertanyaan Khariz El-Mall - Part 1 -

Koreksi akibat gaya tarik bulan tidak ada di kitab hakiki bi tahkik semisal Nurul Anwar dan Khulasoh,. tapi ini menarik untuk di kaji. sebab sebetulnya setiap variabel apapun pasti memberikan pengaruh, gaya tarik bulan menyebabkan terjadinya pasang surut permukaan air laut /selanjutnya ditulis Pasut/. Pasut adalah poin penting dalam penentuan Mean Sea Level .. permukaan air rata2 akan berdampak pada ketinggian/elevasi suatu tempat. seperti kita ketahui elevasi suatu tempat pengamatan dari permukaan laut adalah salah satu poin penting dalam rumusan penentuan arah kiblat/waktu solat atau pengamatan benda langit. mestinya ada data update ketinggian suatu tempat dari permukaan dari masa ke masa. Variasi, apakah yg dimaksud variasi magnetik, kalo yah. variasi megnetik di kitab Hakiki bi Tahkik tak ada. variasi magnetik biasanya disediakan oleh badan resmi milik pemerintah atau peneliti yg mengamati beda magnetik bumi selama kurun waktu tertentu, kalo tuk ngitung arah kiblat wajib tapi kalo ...